Kesehatan reproduksi adalah
segala sesuatu yang menyangkut kesehatan seksual dan pendidikan seksual yang
bertujuan untuk mencegah, menjaga, dan mengembalikan fungsi organ seksual dari
gangguan. Kesehatan reproduksi atau disingkat Kespro sering diabaikan terutama
pada kaum wanita. Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi juga menghindari dari
masalah-masalah kesehatan reproduksi. Berikut adalah masalah kesehatan reproduksi
pada wanita.
1.
Masalah Akibat Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual
adalah salah satu penyakit yang ditularkan melalui seks bebas. Kondisi ini
muncul kalau penyakit yang berbahaya ini tidak juga disembuhkan atau telat
diketahui. Salah satu penyakit menular seksual adalah HIV/AIDS. Penyakit ini
tergolong salah satu penyakit yang sampai saat ini tidak ada obatnya tetapi
dengan mengonsumsi rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara dramatis
memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan
komplikasi.
Penyakit menular seksual tidak
selalu menimbulkan gejala atau bisa hanya menyebabkan gejala ringan. Oleh
karena itu, tidak heran beberapa orang baru mengetahui dirinya menderita
penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya
terdiagnosis menderita penyakit menular seksual. Langkah utama pencegahan
penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu
menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
2.
Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi seperti
sering telat, berhenti selama beberapa bulan, hingga perdarahan yang berlebihan
juga menyebabkan masalah reproduksi pada wanita. Tiap wanita dianjurkan untuk
memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya agar dapat segera menyadari
jika muncul kejanggalan tertentu. Siklus menstruasi yang tidak biasa atau
volume darah yang berlebihan terkadang dapat menandakan adanya masalah
kesehatan.
Adanya perubahan tertentu di
pada menstruasi Anda dapat menjadi pertanda kemungkinan gangguan pada organ
reproduksi. Kebanyakan wanita mengalami kelelahan dan nyeri di masa menstruasi.
Namun beberapa wanita merasakan nyeri yang lebih parah sehingga membuat mereka
tidak mampu beraktivitas. Kondisi ini disebut dismenorea yang dapat disertai
oleh gejala-gejala lain seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada
punggung, dan diare. Nyeri berlebihan saat haid ini dapat menjadi indikasi
terhadap adanya penyakit tertentu, seperti endometriosis dan fibroid.
3.
Gangguan pada Rahim
Uterus atau rahim merupakan
organ penting dalam sistem reproduksi wanita. Rahim terhubung dengan leher
rahim (serviks), yang tersambung dengan vagina dan tuba falopi. Penyakit rahim
dapat menyerang sebagian atau seluruh bagian rahim, serta memengaruhi fungsi
dan perannya dalam sistem reproduksi wanita. Salah satu penyakit rahim yang
sering menyerang kaum wanita adalah kanker rahim. Kanker uterus atau kanker
rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di rahim. Kanker rahim paling sering
terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause atau berusia 50 tahun ke
atas.
Selain itu, beberapa gejala
berikut dapat mendeteksi kerusakan pada rahim seperti nyeri atau
ketidaknyamanan pada panggul, periode menstruasi tidak teratur, keputihan,
kesulitan hamil, perut yang membesar, nyeri punggung bawah, dan kesulitan buang
air kecil.
4.
Gangguan pada Vagina Luar dan Rongga
Gangguan pada vagina ini bisa terjadi dalam
bentuk perdarahan saat melakukan seks padahal sedang tidak menstruasi. Selain
itu, luka atau infeksi di area vulva dan rongga juga menyebabkan gangguan
reproduksi. Gangguan pada vagina dapat memengaruhi hasrat untuk berhubungan
seksual, tingkat kesuburan, dan kondisi kesehatan wanita secara keseluruhan.
Beberapa gejala penyakit pada
vagina adalah luka atau lepuhan kulit, cairan pada vagina yang tidak biasa,
timbul tonjolan kecil, mengalami pendarahan tidak normal dan ruam pada vagina.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: